Sabtu, 04 Februari 2012

hama pada tanaman kakao di desa suku tukang


BAB  I
PENDAHULUAN

      I.        LATAR BELAKANG

       Dalam pengembangan tanaman kakao selalu mendapatkan kendala serangan hama dan penyakit. Sampai tahun 2010, yang menjadi hama utama tanaman kakao di Kabupaten Flores Timur adalah kepik penghisap buah kakao Helopeltis theobromae sama yang berada di Sabah, Malaysia. Sejak September 2009 ditambah lagi masalah hama, yaitu masuknya penggerek buah kakao (PBK). Hama PBK itu telah diketahui sebagai hama penting pada perkebunan kakao di Filipina,Sulawesi Utara dan Sabah (Malaysia). Akibat serangan PBK dapat menurunkan produksi sampai 80% dan kerusakan biji 82%. Sehingga sangat di takuti oleh petani dan pengusaha perkebunan kakao.
       Hama PBK yang telah masuk di perkebunan kakao di kabupaten Flores Timur dan  baru diketahui meyerang tanaman kakao di kebun kakao milik rakyat Desa Sukutukang pada awal tahun ini. Untuk melakukan tindakan pengendalian yang efektif dan efisien di perkebunan tersebut diperlukan data luas serangan dan beratnya serangan melalui pengamatan ke seluruh kebun kakao milik rakyat Desa Sukutukang.

       Dalam kehidupan tanaman kakao, sejarah hidup dan kesinambungan generasi PBK dapat digambarkan sebagai berikut; telur berwarna kuning jingga berbentuk lonjong pipih dan berukuran 0,5 mm x 0,3 mm, diletakan satu per satu oleh ngengat betina pada alur-alur permukaan buah terutama buah yang telah berukuran panjang diatas 8 cm,dan tidak pada bagian lainnya (Entwistle,1985:1).

        Menurut Wardojo (1984:1) Gerekan pada buah mudah menyebabakan biji tidak berkembang, lebih-lebih apabila terjadi perusakan pada saluran makanan yang menuju biji telur jarang di letakan pada buah yang sangat mudah. Apabila hasil itu terjadi larva PBK biasanya banyak yang mati atau tidak berkembang biak.


        Serangan larva PBK pada buah bagian anteriol akan menyebabkan kerusakan lebih serius terhadap perkembangan biji atau bahkan menyebabkan pembusukan (Lim,1984:1).



        Setelah 15-18 hari di dalam buah,  larva yang mencapai ukuran panjang 10-11 mm dan berwarna hijau pucat,membuat liang gerekan keluar, melekat pada permukaan buah atau menjatuhkan diri pada daun segar atau kering di atas tanah, lalu membuat kokon yang berwarna kuning coklat berukuran 18 mm x 8 mm dan hari berikutnya berubah menjadi kepompong. Enam sampai delapan hari kemudian ngengat keluar dari kepompong. Ngengat bertubuh ramping dan lembut,panjang tubuhnya 7 mm dan rentangan sayapnya 12 mm.


         
       Perkembangan PBK sejak diletakkan sebagai telur sampai mencapai stadium dewasa memerlukan waktu 27-33 hari (Wardojo,1984:2). Menurut Lim (1984:2) kapribadian ngengat betina PBK dapat mencapai 200 telur per betina sadangkan yang di perkirakan kepribadian PBK hanya mencapai 100 telur per betina,Roepke (1912:1). Setiap buah kakao dapat menunjang kehidupan PBK dari 1-3 generasi. Lim (1984:1).



       Ngengat hanya aktif pada malam hari selama beberapa jam saja sejak matahari terbenam. Pada siang hari ngengat berada ditempat teduh dan sering terdapat pada bagian bawah cabang horizontal,berdiri dengan arah tegak lurus pada arah sumbu cabang tersebut.

       Dari hasil percobaan yang menggunakan 225 buah kakao,ditemukan 72% menunjang satu generasi,20,8% buah (dua generasi) dan 7,11% buah (tiga generasi).
           
Diperkirakan bahwa faktor penentu utama naik turunnya populasi PBK adalah banyaknya buah yang berumur sedang. Pengumpulan serentak buah dari berbagai ukuran menunjukan tingkat serangan PBK berturut-turut 108 (1%) dari 11.000 buah berukuran 7-10 cm,665 (12% dari 5.500 buah berukuran 10-12 cm, dan 1580 (45%) dari 3.500 buah berukuran 12-15 cm (Zehntner,1902 b dan Wardojo,1984). Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa banyaknya larva perbuah meningkat dari 6-8 ekor pada awal periode panen menjadi 30-40 ekor pada akhir periode panen (Zehntner,1902 c dan Wardojo (1984:1).
                                   
Kakao merupakan salah satu hasil komoditi  unggulan  saat ini di kabupaten Flores Timur.Seiring dengan perkembangan pasar bebas di negeri tercinta ini, banyak investor asing berbondong-bondong datang ke kabupaten ini untuk membeli hasil komoditi  perkebunan termasuk kakao,untuk dibawah ke negerinya. Disamping itu banyak juga pedagang local di kabupaten ini yang tidak kalah bersaing untuk turun langsung ke daerah-daerah atau pelosok terkecil sekalipun untuk membeli hasil komoditi para petani di kabupaten ini.
    II.        IDENTIFIKASI MASALAH
                                    
A.   asal-usul tanaman kakao
B.   cara membudidayakan tanaman kakao
C.   bibit kakao yang diperlukan untuk ditanam
D.   hama tanaman kakao
E.   biaya yang dikeluarkan untuk tanaman kakao
F.    pemasaran hasil tanaman kakao

           III.        BATASAN MASALAH
        Berhubung masalah yang diidentifikasi diatas cukup luas maka perlu dibatasi pada,
A.   asal-usul tanaman kakao
B.   cara membudidayakan tanaman kakao
C.   bibit yang diperlukan
D.   hama tanaman kakao
E.   pemasaran hasil tanaman kakao
          IV.        RUMUSAN MASALAH
1.    Darimanakah asal tanaman kakao
2.    Bagaimanakah bibit kakao yang diperlukan
3.    Bagaimanakah cara penanaman kakao yang baik
4.    Seperti apakah lahan yang cocok untuk tanaman kakao
5.    Bagaimanakah tanaman pelindung yang dikehendaki untuk tanaman kakao
6.    Apa sajakah jenis-jenis hama pada tanaman kakao
7.    Bagaimanakah cara pengendalian hama pada tanaman kakao
8.    Pemasaran hasil komoditi kakao

                   V.        TUJUAN PENELITIAN
      Seiring dengan perkembangan zaman disegalah bidang,khususnya perkembangan hasil perkebunan perlu di prioritaskan karena salah satu faktor pendukung kemajuan ekonomi di negeri ini berasal dari sektor perkebunan.Namun faktanya banyak masyarakat khususnya petani kakao di desa Sukutukang kurang memahami secxara pasti tentang tanaman ini.
Menurut Sahputra (1989:1) kerusakkan yang ditimbulkan oleh larva PBK berupa rusaknya biji,mengkeriputnya biji dan timbulnya warna gelap pada kulit biji hal itu berarti turunnya berat dan mutu produk. Kerugian yang disebabakan oleh PBK merupakan resultante dari turunnya berat dan mutu produk serta meningkatnya biaya panen karena pemisahan biji sehat dari biji yang rusak memerlukan waktu lama. Untuk mengetahui kerusakkan buah kakao akibat serangan PBK maka buah harus dikupas.

              Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menyadarkan serta memberi  pemahaman secara spesifikasi kepada para petani di desa Sukutukang tentang bagaimana cara membudidaya tanaman kakao.

          VI.        MANFAAT PENELITIAN

1.    Untuk penulis

Adapun manfaat bagi penulis adalah sebagai pengembangan program studi  terutama dibidang pertanian dan perkebunan.

2.    untuk para petani di desa Sukutukang.

Agar para petani kakao di desa Sukutukang bisa mengerti cara membudidayakan tanaman kakao.
3.    Untuk pemerintah daerah kabupaten Flores Timur.
Sebagai peringatan kepada pemerintah daerahFlores Timur  agar bisa membantu masyarakat terutama dalam sektor perkebunan guna mencapai kemakmuran di  kabupaten ini, khususnya desa Sukutukang.
















BAB II  
TINJAUAN PUSTAKA

1.    Asal-usul tanaman kakao
Tanaman kakao atau dalam bahasa latinnya teobroma cacao berasal dari Amerika Latin yang tumbuh di hutan hujan tropis.tanaman ini dibawah oleh orang Inggris ke Indonesia yang pada waktu itu yang merupakan  daerah jajahannya.Tanaman ini cocok ditanam didaerah yang mempunyai suhu berkisar  60 LU-110 LS.Sehingga tanaman ini sangat cocok dengan iklim di  Indonesia.
2.    Bibit kakao yang diperlukan
Dalam membudidayakan kakao fakftor pertama yang perlu diperhatikan adalah bibit.Bibit yang disiapkan untuk ditanaam harus berkualitas sehingga menghasilkan tanaman yang berkualitas pula.Untuk mengambil bibit yang berkualitas dianjurkan untuk mengambil bibit yang berasal dari buah yang berkualitas yang biasanya berada diatas permukaan tanah.
3.    Cara penanaman kakao
Tanaman ini ditanam pada awal musim hujan dengan jarak idealnya 3 x 3 m dan membutuhkan tanaman pelindung sebelum ditanam tanaman ini.
4.    Lahan yang cocok untuk tanaman kakao
Kakao membutuhkan curah hujan cukup dan terdistribusi merata dengan jumlah curah hujan sekitar 1500-2500 mm/tahun. Dengan musim kemarau  tidak lebih dari  3 bulan. Suhu yang dibutuhkan rata-rata 150 c -300 c dengan suhu optimum  25,50 c. Fluktuasi suhu harian  tidak kurang dari 90 c dan tidak ada angin yang bertiup kencang ( angin topan ). Volum tanah dalamnya ± 150 cm dengan tekstur dan struktur tanah baik, sehingga mampu menahan air, dan drainese serta mempunyai unsur hara yang cukup tinggi.
5.    Tanaman pelindung untuk kakao
Kakao membutuhkan tanaman pelindung sehingga tanaman ini berbeda dengan tanaman perkebunan lainnya, seperti kelapa, kemiri, mente dll. Namun tanaman pelindung yang dibutuhkan cukup bermanfaat bagi para petani karena sebelum kakao dipanen petani dapat memanen hasil dari  tanaman  pelindung ini.
Ada dua macam tanaman pelindung:
a.    Pelindung sementara (moqhania michropyla)
Pelindung sementara yang dianjurkan atau baik untuk tanaman ini adalah pohon pisang.
Pohon pisang (musa paradiica) ditanam 6-12 bulan sebelum kakao ditanam, dengan jarak pohon pisang 6 x  3 m. Anak pisang dalam satu rumpun dianjurkan  cukup 2-3 pohon saja dan dipelihara sampai tahun keempat.
b.    Pelindung tetap
Disamping tanaman pelindung sementara, disiapkan juga tanaman sebagai pelindung tetap. Pelindung tetap yang cocok adalah pohon kelapa (cocus mucifera). Jarak kelapa yang dikehendaki adalah 10 x 10 m.
6.    Hama pada tanaman kakao
Ada tiga jenis hama pada tanaman kakao yakni:
a.    Penggerek buah (conophomorpha cramerella)
Cirri-ciri: buah   kakao diserang dengan gejalah masak awal atau masak sebelum waktunya,sehingga buah berwarna belang, kuning, hijau atau kuning jingga dadn terdaapat lubang gerekan dan keluar larva.Akibanya biji lekat-lekat saat dibelah.
b.    Kepik Pengisap Buah (helopeltis spp)
Cirri-ciri:
1        Bercak cekung berwarna cokelat kehitaman pada dinding buah.
2        Serangan berada pada buah muda menyebabkan kering dan mati, jika buah tumbuh terus  maka permukaan kulit buah retak dan perubahan bentuk. Bila serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan daun layu, gugur dan berujung pada meranggas.
c.    Penyakit Busuk Buah (Phytophtora palmivora)
Cirri-ciri: Buah berwarna cokelat kehitaman dari ujung dan pangkal buah. Penyakit ini dibawah oleh sporangium yang terpercik oleh air hujan dan biasaanya menyerang pada tanaman yang curah hujannya tinggi dan lembab.
7.  Cara pengendalian hama pada tanaman kakao.
a. Hama Penggerek Buah (Conophomorpha cramella)
         Cara pengendaliannya:
1.    Karantina (mencegah bahan tanaman kakao berasal dari daerah yang terserang Penggerek Buah Kakao.
2.    Pemangkasan
3.    Mengatur cara panen(panen sesering mungkin ≤ 7 hari 1 x). Buah dimasukan kedalam karung, sedangkan kulit buah dan sisa panen dibenam dalam tanah.
4.    Penyelubungan Buah (Kondomisasi)
5.    Cara kimiawi dengan delta metrin (decis 2,5 cc), sihalotrin 25 cc Buldok 25 cc dengan volume semprot 250/ha ntuk 10 hari 1 x
b. Penyakit Busuk Buah
Cara pengendaliannya:
a.    Sanitasi kebun, dengan cara memetik buah busuk dan membenamkannya dalam tanah ± 30 cm.
b.    Kultur teknis yaitu pemangkasan dan pengaturan pohon pelindung.
c.    Cara kimiawi dengan menggunakan Sandoz cupravit, cobox dll.

 by: arjun banjir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar