BAB
I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Dalam
pengembangan tanaman kakao selalu mendapatkan kendala serangan hama dan
penyakit. Sampai tahun 2010, yang menjadi hama utama tanaman kakao di Kabupaten
Flores Timur adalah kepik penghisap buah kakao Helopeltis theobromae sama yang
berada di Sabah, Malaysia. Sejak September 2009 ditambah lagi masalah hama,
yaitu masuknya penggerek buah kakao (PBK). Hama PBK itu telah diketahui sebagai
hama penting pada perkebunan kakao di Filipina,Sulawesi Utara dan Sabah
(Malaysia). Akibat serangan PBK dapat menurunkan produksi sampai 80% dan
kerusakan biji 82%. Sehingga sangat di takuti oleh petani dan pengusaha
perkebunan kakao.
Hama PBK yang telah masuk di perkebunan
kakao di kabupaten Flores Timur dan baru
diketahui meyerang tanaman kakao di kebun kakao milik rakyat Desa Sukutukang
pada awal tahun ini. Untuk melakukan tindakan pengendalian yang efektif dan
efisien di perkebunan tersebut diperlukan data luas serangan dan beratnya
serangan melalui pengamatan ke seluruh kebun kakao milik rakyat Desa
Sukutukang.
Dalam kehidupan
tanaman kakao, sejarah hidup dan kesinambungan generasi PBK dapat digambarkan
sebagai berikut; telur berwarna kuning jingga berbentuk lonjong pipih dan
berukuran 0,5 mm x 0,3 mm, diletakan satu per satu oleh ngengat betina pada
alur-alur permukaan buah terutama buah yang telah berukuran panjang diatas 8
cm,dan tidak pada bagian lainnya (Entwistle,1985:1).
Menurut Wardojo (1984:1) Gerekan pada
buah mudah menyebabakan biji tidak berkembang, lebih-lebih apabila terjadi
perusakan pada saluran makanan yang menuju biji telur jarang di letakan pada
buah yang sangat mudah. Apabila hasil itu terjadi larva PBK biasanya banyak
yang mati atau tidak berkembang biak.
Serangan larva PBK
pada buah bagian anteriol akan menyebabkan kerusakan lebih serius terhadap
perkembangan biji atau bahkan menyebabkan pembusukan (Lim,1984:1).
Setelah
15-18 hari di dalam buah, larva yang
mencapai ukuran panjang 10-11 mm dan berwarna hijau pucat,membuat liang gerekan
keluar, melekat pada permukaan buah atau menjatuhkan diri pada daun segar atau
kering di atas tanah, lalu membuat kokon yang berwarna kuning coklat berukuran
18 mm x 8 mm dan hari berikutnya berubah menjadi kepompong. Enam sampai delapan
hari kemudian ngengat keluar dari kepompong. Ngengat bertubuh ramping dan
lembut,panjang tubuhnya 7 mm dan rentangan sayapnya 12 mm.
Perkembangan PBK
sejak diletakkan sebagai telur sampai mencapai stadium dewasa memerlukan waktu
27-33 hari (Wardojo,1984:2). Menurut Lim (1984:2) kapribadian
ngengat betina PBK dapat mencapai 200 telur per betina sadangkan yang di
perkirakan kepribadian PBK hanya mencapai 100 telur per betina,Roepke (1912:1).
Setiap buah kakao dapat menunjang kehidupan PBK dari 1-3 generasi. Lim
(1984:1).
Ngengat hanya aktif pada malam hari selama
beberapa jam saja sejak matahari terbenam. Pada siang hari ngengat berada
ditempat teduh dan sering terdapat pada bagian bawah cabang horizontal,berdiri
dengan arah tegak lurus pada arah sumbu cabang tersebut.
Dari
hasil percobaan yang menggunakan 225 buah kakao,ditemukan 72% menunjang satu
generasi,20,8% buah (dua generasi) dan 7,11% buah (tiga generasi).
Diperkirakan
bahwa faktor
penentu utama naik turunnya populasi PBK adalah banyaknya buah yang berumur
sedang. Pengumpulan serentak buah dari berbagai ukuran menunjukan tingkat
serangan PBK berturut-turut 108 (1%) dari 11.000 buah berukuran 7-10 cm,665
(12% dari 5.500 buah berukuran 10-12 cm, dan 1580 (45%) dari 3.500 buah
berukuran 12-15 cm (Zehntner,1902 b dan Wardojo,1984). Hasil
pengamatan juga menunjukkan bahwa banyaknya larva perbuah meningkat dari 6-8
ekor pada awal periode panen menjadi 30-40 ekor pada akhir periode panen
(Zehntner,1902 c dan Wardojo (1984:1).
Kakao merupakan salah satu hasil komoditi unggulan
saat ini di kabupaten Flores Timur.Seiring dengan perkembangan pasar
bebas di negeri tercinta ini, banyak investor asing berbondong-bondong datang
ke kabupaten ini untuk membeli hasil komoditi
perkebunan termasuk kakao,untuk dibawah ke negerinya. Disamping itu
banyak juga pedagang local di kabupaten ini yang tidak kalah bersaing untuk
turun langsung ke daerah-daerah atau pelosok terkecil sekalipun untuk membeli
hasil komoditi para petani di kabupaten ini.
II.
IDENTIFIKASI MASALAH
A. asal-usul
tanaman kakao
B. cara
membudidayakan tanaman kakao
C. bibit
kakao yang diperlukan untuk ditanam
D. hama
tanaman kakao
E. biaya
yang dikeluarkan untuk tanaman kakao
F. pemasaran
hasil tanaman kakao
III.
BATASAN MASALAH
Berhubung masalah yang diidentifikasi diatas
cukup luas maka perlu dibatasi pada,
A. asal-usul
tanaman kakao
B. cara
membudidayakan tanaman kakao
C. bibit
yang diperlukan
D. hama
tanaman kakao
E. pemasaran
hasil tanaman kakao
IV.
RUMUSAN MASALAH
1. Darimanakah
asal tanaman kakao
2. Bagaimanakah
bibit kakao yang diperlukan
3. Bagaimanakah
cara penanaman kakao yang baik
4. Seperti
apakah lahan yang cocok untuk tanaman kakao
5. Bagaimanakah
tanaman pelindung yang dikehendaki untuk tanaman kakao
6. Apa
sajakah jenis-jenis hama pada tanaman kakao
7. Bagaimanakah
cara pengendalian hama pada tanaman kakao
8. Pemasaran
hasil komoditi kakao
V.
TUJUAN PENELITIAN
Seiring
dengan perkembangan zaman disegalah bidang,khususnya perkembangan hasil perkebunan
perlu di prioritaskan karena salah satu faktor pendukung kemajuan ekonomi di
negeri ini berasal dari sektor perkebunan.Namun faktanya banyak masyarakat
khususnya petani kakao di desa Sukutukang kurang memahami secxara pasti tentang
tanaman ini.
Menurut
Sahputra (1989:1) kerusakkan yang ditimbulkan oleh larva PBK berupa rusaknya
biji,mengkeriputnya biji dan timbulnya warna gelap pada kulit biji hal itu
berarti turunnya berat dan mutu produk. Kerugian yang disebabakan oleh PBK
merupakan resultante dari turunnya berat dan mutu produk serta meningkatnya
biaya panen karena pemisahan biji sehat dari biji yang rusak memerlukan waktu
lama. Untuk mengetahui kerusakkan buah kakao akibat serangan PBK maka buah
harus dikupas.
Sehingga penelitian ini bertujuan
untuk menyadarkan serta memberi
pemahaman secara spesifikasi kepada para petani di desa Sukutukang
tentang bagaimana cara membudidaya tanaman kakao.
VI.
MANFAAT PENELITIAN
1. Untuk penulis
Adapun manfaat bagi penulis adalah sebagai pengembangan program studi terutama dibidang pertanian dan perkebunan.
2. untuk para petani di desa Sukutukang.
Agar para petani kakao di desa Sukutukang bisa mengerti
cara membudidayakan tanaman kakao.
3. Untuk
pemerintah daerah kabupaten Flores Timur.
Sebagai peringatan kepada pemerintah daerahFlores
Timur agar bisa membantu masyarakat
terutama dalam sektor perkebunan guna mencapai kemakmuran di kabupaten ini, khususnya desa Sukutukang.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
1. Asal-usul
tanaman kakao
Tanaman
kakao atau dalam bahasa latinnya teobroma
cacao berasal dari Amerika Latin yang tumbuh di hutan hujan tropis.tanaman
ini dibawah oleh orang Inggris ke Indonesia yang pada waktu itu yang
merupakan daerah jajahannya.Tanaman ini
cocok ditanam didaerah yang mempunyai suhu berkisar 60 LU-110 LS.Sehingga
tanaman ini sangat cocok dengan iklim di
Indonesia.
2. Bibit
kakao yang diperlukan
Dalam
membudidayakan kakao fakftor pertama yang perlu diperhatikan adalah bibit.Bibit
yang disiapkan untuk ditanaam harus berkualitas sehingga menghasilkan tanaman
yang berkualitas pula.Untuk mengambil bibit yang berkualitas dianjurkan untuk
mengambil bibit yang berasal dari buah yang berkualitas yang biasanya berada
diatas permukaan tanah.
3. Cara
penanaman kakao
Tanaman
ini ditanam pada awal musim hujan dengan jarak idealnya 3 x 3 m dan membutuhkan
tanaman pelindung sebelum ditanam tanaman ini.
4.
Lahan yang cocok untuk tanaman kakao
Kakao
membutuhkan curah hujan cukup dan terdistribusi merata dengan jumlah curah
hujan sekitar 1500-2500 mm/tahun. Dengan musim kemarau tidak lebih dari 3 bulan. Suhu yang dibutuhkan rata-rata 150
c -300 c dengan suhu optimum
25,50 c. Fluktuasi suhu harian tidak kurang dari 90 c dan tidak
ada angin yang bertiup kencang ( angin topan ). Volum tanah dalamnya ± 150 cm dengan
tekstur dan struktur tanah baik, sehingga mampu menahan air, dan drainese serta
mempunyai unsur hara yang cukup tinggi.
5. Tanaman
pelindung untuk kakao
Kakao
membutuhkan tanaman pelindung sehingga tanaman ini berbeda dengan tanaman
perkebunan lainnya, seperti kelapa, kemiri, mente dll. Namun tanaman pelindung
yang dibutuhkan cukup bermanfaat bagi para petani karena sebelum kakao dipanen
petani dapat memanen hasil dari
tanaman pelindung ini.
Ada dua macam tanaman pelindung:
a. Pelindung
sementara (moqhania michropyla)
Pelindung sementara yang
dianjurkan atau baik untuk tanaman ini adalah pohon pisang.
Pohon pisang (musa paradiica) ditanam 6-12 bulan
sebelum kakao ditanam, dengan jarak pohon pisang 6 x 3 m. Anak pisang dalam satu rumpun
dianjurkan cukup 2-3 pohon saja dan
dipelihara sampai tahun keempat.
b. Pelindung
tetap
Disamping tanaman pelindung
sementara, disiapkan juga tanaman sebagai pelindung tetap. Pelindung tetap yang
cocok adalah pohon kelapa (cocus mucifera).
Jarak kelapa yang dikehendaki adalah 10 x 10 m.
6. Hama
pada tanaman kakao
Ada tiga jenis hama pada tanaman kakao yakni:
a.
Penggerek buah (conophomorpha cramerella)
Cirri-ciri:
buah kakao diserang dengan gejalah
masak awal atau masak sebelum waktunya,sehingga buah berwarna belang, kuning,
hijau atau kuning jingga dadn terdaapat lubang gerekan dan keluar
larva.Akibanya biji lekat-lekat saat dibelah.
b.
Kepik Pengisap Buah (helopeltis spp)
Cirri-ciri:
1
Bercak cekung berwarna cokelat kehitaman pada
dinding buah.
2
Serangan berada pada buah muda menyebabkan
kering dan mati, jika buah tumbuh terus
maka permukaan kulit buah retak dan perubahan bentuk. Bila serangan pada
pucuk atau ranting menyebabkan daun layu, gugur dan berujung pada meranggas.
c.
Penyakit Busuk Buah (Phytophtora palmivora)
Cirri-ciri:
Buah berwarna cokelat kehitaman dari ujung dan pangkal buah. Penyakit ini
dibawah oleh sporangium yang terpercik oleh air hujan dan biasaanya menyerang
pada tanaman yang curah hujannya tinggi dan lembab.
7. Cara
pengendalian hama pada tanaman kakao.
a. Hama Penggerek Buah (Conophomorpha cramella)
Cara
pengendaliannya:
1.
Karantina (mencegah bahan tanaman kakao
berasal dari daerah yang terserang Penggerek Buah Kakao.
2.
Pemangkasan
3.
Mengatur cara panen(panen sesering mungkin ≤
7 hari 1 x). Buah dimasukan kedalam karung, sedangkan kulit buah dan sisa panen
dibenam dalam tanah.
4.
Penyelubungan Buah (Kondomisasi)
5.
Cara kimiawi dengan delta metrin (decis 2,5
cc), sihalotrin 25 cc Buldok 25 cc dengan volume semprot
250/ha ntuk 10 hari 1 x
b.
Penyakit Busuk Buah
Cara
pengendaliannya:
a. Sanitasi
kebun, dengan cara memetik buah busuk dan membenamkannya dalam tanah ± 30 cm.
b. Kultur
teknis yaitu pemangkasan dan pengaturan pohon pelindung.
c. Cara
kimiawi dengan menggunakan Sandoz cupravit, cobox dll.
by: arjun banjir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar